About Me

My Photo
Fitri Nusya
a sanguine girl. an art, cat, and culinary enthusiast.
View my complete profile

Followers

PITRINUSYA2011. Powered by Blogger.
Sunday, November 20, 2011

postheadericon Gak Usah Dibaca.

Udah lama nggak ngepost ---*nada datar

Sekitaran tiga minggu terakhir ini rasanya puyeeeng banget TT.TT
Dikejar segala macam deadline. Tugas. Mau nangis dan guling-guling di jalan rasanya..
Jadi lebih sensitip.. bentar-bentar mau ketawa, bentar bentar mau makan orang.
Ditambah lagi kakak-kakak yg gak koperatif. Huuh.. dikira manja, padahal ditegain. Hiks.
Ada lagi, cowok aneh yg suka ngomel, jutek, ngeselin.
Bikin mood tterjun bebas, gubrak.

Aaa. merindukan hidup tenang jaman semster satu doeloe. Yang biarpun banyak tugas, rasanya masih bisa ketawa. Yang gak pernah keluar dari gedung tegepe. Yang gak mesti kenal apalagi koordinasi sama makhluk berjenis ikhwan. Yang kalo mau ngebakso di kemas atau fajar nggak mesti pake rasa bersalah. Yang pulang kuliah hari masih terang. Yang sabtu minggunya bisa ngerem di toko buku. Yang sebelum tidur paling gak ngotak atik sotosop atau notepad. Yang anti banget sama cabut. Yang... hiks hiks hiks.

frustated TT,TT
Saturday, November 5, 2011

postheadericon Re-TUING! on my blog :P

Wuah!
Udah lamanyo nda main blog :))
Kebanyakan kontemplasi offline #alesan #sorakinwoo
Pas cek blogger, eh taunya ancur.. yaudahlah tergerak untuk merapikannya..
Sayang templetnya ilang.. lagian udah bosen juga.
Bikin baru deh.. hmm, estimasi waktunya cuma 2-3 jam an lah, wong cuma nyapu-nyapu, beresin beberapa sudut aja. Eh, ternyata jam segini baru selesai \\(0..0)//
Semoga yang baru ini makin sering dilirik #amiin , makin sering diisi #amiin

Senyuum :))
Saturday, August 13, 2011

Bismillah^^

Yippi!
Udah lama nih nggak terjun ke dapur pagi-pagi. Lama tak menyapa ulekan, talenan, pisau, penggorengan, dan kawan-kawannya. Kemana aja kemarin-kemarin? Hehe, ngemong mahasiswa ^__^

Sekarang, (gulung lengan baju) kita akan bikin Setup Telur!
Setup Telur ini adalah salah satu menu superpraktis yang jadi andalan pitri. Kalau bahan-bahan terbatas, waktu mepet, kepingin yang seger, dan cepet, ya bikin si Setup ini. Gampang banget kok.. mulai dari bahan sampai makannya. Hehe, giliran makannya aja, gampang..

Oke, ini dia bahannya:
1 buah telur. Boleh telur ayam, bebek, asal jangan telur asin.
1 bawang merah
1 bawang putih
5 cabe rawit (sesuai kemampuan perut)
1/2 sdt garam
2 gelas air

-> biar ramai, sehat, dan lebih enak, boleh ditambah sawi, baso, dan lain-lain.

Let's make some act..

1. iris bawang merah dan putih, juga cabe rawit
2. Panaskan minyak di wajan, oseng bawang dan cabe sebentar
3. Masukan tim hore (sawi atau baso dll) sampai matang dan layu
4. Tuang 2 gelas air
5. Ceplok telur. Jangan diaduk, biarkan terebus sampai matang.
6. Jangan lupa garam dan bumbu penyedap kalau suka..
7. Angkat.

Hmm, enaknya dimakan pas masih hangat.. pakai nasi biar kenyang.. Apalagi kalau cuaca dingin dan hujan. Hmm..
Nikmat juga buat sahur, jadinya perut nggak mual.. ringkas lagi. Kalo buat saya yang suka ditinggal sahur sama orang-orang rumah (lantaran bangunnya belakangan, mengakhirkan sahur gitu loh ^^), terus makanan udah pada ludes des, ya inilah menu andalan ..

Manchap! rate *****

postheadericon Rasa Aman (yang menipu)

Rata-rata orang, lebih mengambil pilihan untuk memiliki hidup yang aman dan tenang. Atas nama privasi, privillage, dan apalah namanya itu. Aman, yaitu segala yang ia butuhkan terlindung, dan atau berada pada area jangkauan tangan. Aman, bebas, jauh, tak tersentuh ancaman apapun yang bisa membahayakan eksistensi mereka.

Meskipun ada golongan lain yang menyukai segala macam tantangan, bahaya, aliran adrenalin di pembuluh syaraf mereka, namun pada dasarnya aman adalah prioritas mereka. Hmm, nggak ada kan orang main bungee jumping tanpa pengaman, atau naik rollercoster dengan kunci pengaman terbuka. Dilakukan persiapan-persiapan teliti untuk memastikan, bahwa sebenarnya mereka aman.

Rasa aman tak selamanya mengamankan kita secara berwujud. Justru lebih berbahaya. Rasa aman yang menipu, dimana semuanya terlihat baik-baik saja, terlihat sempurna, dan tanpa cela. jika kita merasa aman dari adzab Allah , misalnya. Patut dipertanyakan darimana rasa aman itu.

Maka, keluarlah dari zona aman. Masih banyak dimensi hidup yang belum terjamah, sesuatu yang terlihat berbeda saat dipandang dari teropong di dalam zona aman. Keluar dari zona aman, rasakan bagaimana Allah mengajarimu dan menuntunmu melalui cobaan, kepedihan, dan hantaman masalah. Rasakan ketakutannya, ketegangannya. Asah mental dan raga dengan tumbukan di berbagai sisi. Layaknya bola tenis, semakin kuat kita membantingnya, semakin tinggi ia melambung. Ia mengembalikan daya banting tersebut dengan lambungan, bantahan, reaksi yang melampaui sakit bantingannya.

Rasa aman dan nyaman karenanya seringkali menipu. Saat mengira kita akan baik-baik saja, justru banyak ancaman yang mengintai di tempat kita duduk diam. Saat mengira kita akan tumbuh besar dengan aman dan terjaga, sesungguhnya kita hanya tumbuh sebatas pagar aman yang menjaga kita. Saat diluar sana begitu bising dan liar, lalu kita memilih mendekam di balik arena dan nyaman dalam aman, sesungguhnya kita melewatkan banyak hal berharga yang mungkin tak akan lewat untuk kedua kalinya.. Life is short, life is for once, life is adventure (jadi ngiklan dah ^^)

Sooo.. bangun, dan singkap selimut yang membatasi mata telingamu. Buka jendela lebar-lebar, dengarkan riuhnya, nikmati arusnya, rasakan hidupnya.. mari keluar zona aman. Asal nggak keluar dari zona syari'at..


Sunday, August 7, 2011

postheadericon Sudahkah saya ikhlas?

“Is?”

“Emm?”

“Apakah engkau punya waktu sebentar?”

“Mmm, tentu, jika itu untukmu..”

“Bersyukurnya diriku dianugrahkan sahabat sepertimu, Is.”

“Memangnya aku tidak? Walaupun kau bawel, cerewet, dan jail.hihi”

“Haha.. Emm,Is, boleh kita serius sekarang?”

“Hmm, ya, ya, maafkan aku. Nah, ada apa Na?”

“Aku capek, Is.”

“Hmm??”

“Aku lelah. Lebih baik aku mundur teratur.”

“Hei, ada apa ukhti??”

“Aku merasa tak mampu lagi mengemban amanah ini. Aku merasa diriku belum ahsan.. aku ..aku..aku takut kaburo maqtan, Is..”


“…..”

“Aku bicara begini dan begitu kepada peserta kajian, adik-adik mentor, bahkan pada teman-teman yang belum fahim. Mengulas hadist, mengutip ayat Al Qur’an. Mengatakan yang ini haram, sementara yang itu wajib. Membungkus auratku dengan jilbab panjang, dipermanis dengan manset dan kaus kaki. Sungguh lengkap hijab zhahirku. Tapi, hatiku Is.. tak jarang hati ini berangan-angan akan wajah si Akhi. Bahkan berandai-andai jikalau aku menjadi pendampingnya kelak..

“Na.. ..“

“Aku tak kuat Is! Walaupun mbak kita selalu berkata, da’i da’iyah itu takkan aman dari cobaan, fithnah dan gunjingan. Namun, apakah aku pantas disebut da’iyah? aku selalu berdo’a disetiap sujudku, agar Allah swt memberikan jalan lurus bagiku serta keistiqomahan di jalan ini. Namun, aku sadar bahwa ikhtiar itu hanya lisan semata! Seringkali aku terkapar lemah oleh nafsu dan kemalasan.. Hu..hu..”

“Hush..sudahlah Na, ayolah, hapus air matamu..”

“Sungguh,Is, dalam beberapa kesempatan kau pasti mendengar saat aku mengulas materi tentang Ikhlas dan riya’. Lancar sekali teori2 yang kupaparkan, tak ketinggalan dalil-dalilnya. Nyatanya, Is, aku kerap menghitung-hitung dahulu apa keuntungan duniawi yang dapat ku ambil saat aku mengamalkan sesuatu. Kadang aku suka memilih-milih amanah yang diembankan mas’ul mas’ulah kita. Seakan dakwah ini milikku, dimana begitu manis aku dipanggil aktifis disana, dan dengan bebasnya aku memilah-milah.”
“Na. dimana biasa kulihat ghiroh yang membara di matamu? Istighfarlah Na, barangkali hal ini datangnya dari syaithan..”

“Is.. bahkan, aku merasa bangga saat orang-orang memanggilku da’i. aku bangga saat mereka membicarakan kiprahku di dunia dakwah. Aku bangga atas diriku, Tak dapat kututupi perasaan senangku saat aku mendapat penghormatan di mata orang-orang awam, seolah aku ini orang yang sempurna akhlaqnya, baik ibadahnya, serta luas pengetahuan agamanya. Hatiku serasa terbang, namun pada hakikatnya makin terpuruk pada kesuraman. Aku merasa nyaman dengan samua pujian itu, Is! Semakin lama penyakit riya’ dan sum’ah pun mulai menggerogoti niatku.. dan aku jadi terhindar dari rasa tenang yg hanya dimiliki oleh orang2 berseih. Sepertimu, Is. Belum lagi sifatku yang…”

“Cukup, Na! kumohon, jangan kau buat pedih hatiku mendengar kau mengelupas aibmu. Satu hal Na, aku sangat bangga mempunyai sahabat sepertimu..”

“Is? Tidakkah kau dengar apa yang baru kuakui padamu?”

“Na, menurutku, sangat jarang ada orang yang mau mengakui kelamahan dirinya sepertimu tadi. Bayangkan dan bersyukurlah, Allah telah membukakan mata hatimu untuk melihat semua kesalahan yg dilakukan hatimu. Tapi, Na.. banyak orang yang tidak menyadarinya! Banyak yg tidak menyadari bahkan nyaman dengan rasa bangga itu! Banyak yang tak peka, bahwa sebenarnya dirinya telah tunduk dibawah bayang-bayang riya’ dan sum’ah (ingin didengar). Mereka merasa diri mereka telah sukses menjadi panutan umat. mereka lupa, bahwa eksistensi yg sebenarnya adalah bersasarkan kapasitas, bukan senioritas atau ketenaran.. dan kau, Na, sahabatku yang dirahmati Allah, telah begitu merendahkan diri dan egomu sehingga mau menyadari bahwa engkau berkubang dalam kesalahan. Demi Allah Na, seandainya ada orang lain yg lebih dulu menyadarinya bahkan menegurmu lebih dulu, aku takkan mempercayainya..”

“Is! Maha Besar Allah yg telah menganugrahkan engkau kepadaku!!”

“Dan, Na, masih ada waktu untuk memperbaikinya. Jalan keluarnya bukan dengan lari dari jalur jihad dan lompat dari kereta dakwah ini. Lempengkan lagi niat, perbaharui iman dan semangat, serta bersungguh2 taubat dari hal-hal tadi. Bukankah begitu, ukhtiku sayang??”

“Mm..ya, kau benar. Meninggalkan estafet ini sama saja lari dari medan perang, dan Allah pasti akan melaknatnya. Is, Bantu aku!”

“tentu, Na. pasti. ingatkan aku juga selalu ya. Uhibbuk Fillah..”

“Uhubbuk fillah, abadan.”

*Allahumma, yaa muqollibal quluub, tsabit quluubanaa 'alaa diinika, wa tho'atika.. 
Lindungilah hamba-hambaMu dari kelalaian hati..

postheadericon Wanita Hebat Dibelakang Pria Hebat

Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antarnegara bagian ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki.

Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali mengobrol denganmu.”

Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.

“Astaga, untung kau ketemu aku,” Wheeler menyombong. “Kalau kau menikah dengannya, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama.”

“Sayangku,” jawab istrinya, “Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin.” (The Best Of Bits & Pieces, satu dari 71 Kisah dalam Buku Chicken Soup For The Couple’s Soul)
Monday, August 1, 2011

postheadericon Jangan Ambil Penglihatanku


Indahnya dunia dapat kumemandangnya
Syukur tlah kau beri penglihatanku ini
Walaupun terkadang dosa mengundang mata
Trus merasukiku untuk melupakanMu
mengganti kaji ayatMu dengan dosa kesenangan sementara.....
Kumemohon kepadaMu jangan ambil penglihatanku
Hitam kelam hanya gelap yang akan bertandang
Untuk yang kesekian kali berikan kessempatan lagi
Masih ingin aku melihat kebesaranMu
Allah jangan ambil penglihatanku
(-->  ketika mata yang memandang dunia mulai memudar buram menuju hitam, siapkah kita menerima semua karena gelap keabadian akan menyapa, apakah kita akan lakukan yang terbaik karena sebentar lagi cahaya tak lagi bicara ,hanya kenangan di kepala tentang merah,biru ,kuning yang tersisa dan akhirnya semua terlupa )

Adapted from “Jangan Ambil Penglihatanku”
A Nasyid by Tazakka





postheadericon Lomba..

Lomba

Hidup ini memang bisa dikatakan perlombaan. Jika disebut perlombaan, maka ada sesuatu yang diadu disini. Ada nilai yang menjadi standar, yang sama-sama dipacu untuk mencapai finish.
Banyak hal yang menjadi standardisasi. Katakanlah lomba lari, lomba balap karung, lomba makan kerupuk yang menomorsatukan kecepatan. Atau lomba menulis, lomba cerdas cermat, lomba tilawah qur'an, dan lain-lain yang mementingkan substansi. Semua perlombaan. Dan sangat lazim bagi sebuah perlombaan, untuk menelurkan pemenang.

Klasiknya, semenjak belum berbentuk apa-apa pun, kita sudah dipacu oleh lomba. Tentu tahu tentang kisah Sperma Sang Juara kan? Dan seterusnya, kita berlomba. Bersaing. Adu cepat, adu cerdas, adu kualitas, adu kuantitas. Dirumah, bersaing dengan saudara-saudara untuk merebut perhatian orangtua. Di jalanan. Masuk SMP, SMA, kuliah.. semua berpacu antara kecepatan, otak, dan mungkin sedikit keberuntungan.
Belum lagi yang berlomba dengan masalahnya. Selayaknya lomba lari, kucing-kucingan dari masalahnya sendiri. Padahal Allah sayang padanya, andai ia mau berbaik sangka, dan menyalami serta merangkul masalah tersebut sebagai kawan hidup. Untuk memetik hikmah darinya. Untuk mengupgrade bekal hidupnya. Untuk memelihara sabarnya.

Sampai akan mati pun, kebanyakan kita berlomba dengan maut atau penyakit. Siapa duluan kah, antara sel darah putih atau virus yang menguasai sistem tubuh kita. Siapa duluankah, antara sel kanker ganas dengan silet dokter bedah yang mengoyak organ kita.

Hidup ini mungkin seperti perlombaan.
Dan perlombaan mengajarkan kita apa artinya sportif. Bagaimana pedihnya kalah dan euforia kemenangan. Betapa penting artinya untuk terus mencoba. Menghargai kejujuran dan peraturan. Menghargai kebersihan proses untuk hasil yang baik. Hidup ini seperti perlombaan, hanya saja sebuah lomba yang panjang, melelahkan, penuh strategi. Jangan biarkan proses berlalu tanpa ada poin hikmah yang bisa kita ambil. Jangan biarkan proses melemahkan hasil. Selalu luruskan niat..

#yuk, fastabiqul khairat!

Sunday, July 31, 2011

postheadericon Bismillah, 27!

semangat 27!
Saturday, July 30, 2011

postheadericon Alone..


Sendirian itu nggak baik.. kalau lama-lama.
Sebagai manusia yang dinyatakan memiliki kepribadian sanguinis hingga lebih dari 60 persen, gw lebih menyukai berada diantara teman-teman.
Tapi karena 20 persen sifat melankolis menjadi oposisi melankolis dalam diri gw, ada masanya jika hormon-hormon tertentu mempengaruhi, maka i’m tottaly being melancholic dan menyepi sampai berhari-hari. Males isi pulsa, males keluar, males liat muka orang.
Emang nyaman sih sesekali punya waktu untuk diri sendiri.. dengerin pikiran berkata-kata, mengatur napas..hh. Merenungkan suatu kejadian, mengambil hikmah trus nyaba-nyabarin diri. Menjaga agar pikiran gak lari-lari ke ranah negatip.. Membangun ulang konsep diri, menata semangat yang rontok.. banyak deh..
Tapi kelamaan sendirian juga gak baik —in my opinion, tapi sifatnya menurut gw juga global— Sendirian itu menenggelamkan. dan tenggelam itu bahaya.. haha. Sendirian itu bisa memicu berbagai macam ide lahir dari imajinasi yang terlalu sedeng. Beh, seringkali timbul hasrat yang aneh-aneh, juga pemikiran yang cenderung destruktif (ini kalo lagi terlalu down atau sedih). 
Sendirian itu butuh asupan iman yang kuat.. apa hubungannya dah? iya, iman itu kan percaya.. ketika kita sendiri, kalo imannya gak kuat, kita mungkin ‘lupa’ kalo sebenernya kita percaya bahwa Allah swt terus monitorin kita. Penebalan iman akan terus bikin kita siaga, sehingga walaupun sendirian, kita masih inget kalo kita percaya Allah liat kita. Everywhere, everytime.
But we never be alone. Gak akan pernah bener-bener sendirian.. Langit itu tembus pandang biarpun berlapis tujuh :)
ALLAH alwasy watc u!
*dalam rangka meramaikan kesendirian
Tuesday, July 26, 2011

postheadericon Beberes!


in the name of Allah the Merciful, the Mercigiving..
katanya, orang nyentrik itu jarang beberes!(kata siapa, coba?)
haha, nyentrik apa males ya? hmm, jujur aja saya termasuk orang yang jarang beres-beres dulunya (FYI, dulunya lho.) apakah saya nyentrik? well well well..
istilah kerennya rih reroom.. harfiahnya kan meng-kamarkan-kembali. Berarti kembali menghadirkan kondisi yang layak disebut ruangan darip yang tadinya mirip lokasi ledakan bom buku. Atau tkp helikopter terjun? whatever..
yang sulit dari beberes bagi saya adalah; susah mulai dan susah berhenti. awalnya, males nih kalo beberes.. saya sempet bingung, siapa yang bikin keadaan sekacau helikopter jatuh begini? hem.. dan ketika keadaan helikopter-jatuh ini sudah terlalu mengenaskan, baru deh turun tangan.
Dan.. saya menemukan diri saya begitu menikmati beberes setelah sekian waktu. Lah? yang tadinya males plus misuh-misuh, jadinya malah keasyikan. Soalnya, ketika beres-beres, saya akan banyak menemukan barang-barang yang lucu yang udah lama saya cari. atau nemu buku dan catatan-catatan doeloe doeloe. Akan banyak kejutan yang muncul ketika beberes, dan akan butuh waktu lama sekali sampai semuanya selesai.
Saya suka banget pas beberes, nemu foto-foto lama. Terus pernah waktu itu nemu diary. What the.. yaampun diary! Bisa guling-guling pas dibaca ulang.. hehe. Seringnya nemu sampah sih.. hehe. Tapi saya punya laci khusus untuk menyimpan barang yang notabene sebenernya adalah sampah, tapi memiliki nilai kenangan disitu. Hmm, laci ini sudah semakin penuh.. isinya ada gantungan kunci bentuk love yang udah copot, sebotol kecil minyak wangi yang udah kosong, sebuah album foto yang cuma memiliki 3 lembar foto, beberapa bon, jangka pink, gantungan hape bergambar monyet, pin dokter cilik yang udah gak ada penitinya, foto kopi (secangkir kopi yang difoto), beberapa pin, sebuah bola bekel, kartu nama seorang komisaris polisi, lampu sepeda, antena patah, foto guru biologi smp, manik manik mata, kartu pelajar waktu smp, tiupan pianika, kacamata bergagang satu, beberapa surat kenangan, dan barang-barang lain yang bakalan bikin saya nangis kalo dibuang.. hehe.
bagi saya, memiliki dan menyimpan barang-barang ini seperti tiket untuk saya menjelajahi masa masa lalu yang sayang dilupakan.. sebuah bukti bahwa dulu saya pernah melakukan kebodohan-kebodohan,pernah  melalui kejadian-kejadian aneh dan luar biasa, pernah bertemu dengan orang orang dengan berbagai tingkat menyebalkan. 
haha. semangat beberes :)
Sunday, July 10, 2011
Sebaaaal >.<
Jangan sampai saya bergabung dengan GAM nih. Ups, bukan Gerakan Aceh Merdeka yang suka bawa-bawa senjata itu, tapi GAM alias Gerakan Anti MLM.
 Jangan deh, soalnya ibu saya adalah salah satu penggiat MLM, tapi MLM syari'ah, dengan konsep yang sama sekali berbeda daripada MLM konvensional. MLM ini.. ah, sudahlah, nanti aja kita ngomongin MLMs-nya.

Kemarin seoran kawan, sebut saja Sisi, mengajak saya menghadiri suatu acara di sebuah resto besar, di Margonda. Karena waktu itu memang sedang ada waktu luang, saya ngikut deh. Padahal sih nggak dikasih tahu dari awal, itu acara apa. Tapi karena didorong faktor-faktor seperti bosen dirumah, dan yang ngajak adalah kawan gaek (dari es empe sampe kuliah), ya sudah, berangkatlah.

Ternyata ada seorang lagi yang mendapat ajakan serupa dari Sisi. Teman satu jurusan saya, kita sebut dia Ayi. Kami memadu janji untuk bertemu (asiiik) di sebuah tempat sekitar pukul setengah dua GMT +7.00. Setelah semua kumpul,  Sisi memandu kami menuju resto tempat diadakannya acara.

Saya dan Ayi masih bertanya-tanya, sebenarnya ada acara apa. Kenapa rasanya rahasia banget. Jangan jangan oh jangan begadang nih. Apasih. Dan semakin lama resto itu makin ramai, mungkin sekitar 200 orang lebih memadati resto tersebut. Kami belum memasuki tempat acara, masih berleleran nunggu diluar. Tiba-tiba ada seorang cowok yang menyapa saya. Kejadiannya mungkin kayak di sinetron. Nggak deeeng..

"Hai, Pit."
"Eh.. lho, kok lu bisa disini?" Saya kaget. Kirain oh kirain, siapa yang nyapa. Ternyata seorang teman sma dan kuliah, anak jurusan tetangga. Mari kita sebut dia Ryan.
"Hehehe.. gak nyangka Pitri mau dateng.. siapa yang ngajak?"
"Si Sisi. Emang ini acara apaan sih? Gue juga nggak dikasih tau.."

Lalu kami terlibat orolan basa basi, daripada bengong nggak jelas kayak si Ayi. Ayi ini memang orang yang gampang bosan. Hehe, piss ya, Yi. Ryan akhirnya ngobrol sama Sisi dengan seru. Karena ngomongnya didepan saaya, mau nggak mau ya kedengeran.

"was..wess.woss.. downline lu berapa?"
"woss.. anak elektro belum ada yang di prospek.."
Was.. wes.. upline..woss"
"bonus gue..wos woss.."

TING! (lampu nyala)
Oalah. setelah mencerna penggalan-penggalan barang bukti serta mengolah TKP, paham dah saya. Ternyata ini acara presentasi bisnis MLM gitu deh. Pas saya bisikin si Ayi, dia malah melengos.

"Males geeela gue.."
"He eh," sahut saya.
"mana laper.."
"He eh,"
Dan kami sama-sama bertampang bete. Tapi segera ganti tampang (??), karena nggak boleh bertampang masam sama sodari sendiri, paham ente?

Setelah satu jam setengah(!!!), akhirnya pintu dibuka dan kami boleh masuk. Sisi menuntut agar saya dan Ayi duduk didepan. Gulp. Gak masalah sih, saya suka suka aja duduk didepan. Tapi, kan keluarnya jadi susah.

Dan.. di dalam pun, masih nunggu lagi. Ternyata pesertanya bauanyak, jadi kita nungguin panitia ngatur peserta dan ngakalin gimana caranya peserta kebagian duduk semua. kira-kira dua puluh menit terbuang kemudian. Tampang Ayi makin asem aja diliat. Boleh nih ngerujak. haha.

Singkatnya, acara dibuka oleh duo Mc yang (katanya) heboh dan dahsyat. Screen di depan mulai menampilkan, "SELAMAT DATANG DI PRESENTASI BISNIS PT (tiiiit) INDONESIA."
Setelah heboh heboh tepuk tangan dan neriakin jargon, mulailah presentasi itu.

Ini bukan pertama kali saya diprospek untuk ikutan MLM. Jadi kurang lebih taulah.  Memang, MLM kali ini berbeda sama MLM-MLM yang lainnya. Kalau MLM lainnya menekankan pada penjualan dan tutup point, MLM yang ini lebih fokus ada pengembangan jaringan. Sistemnya juga bukan bonus per bulan, melainkan per hari.

Karena tadi kami datang jam 2 kurang dan acara baru dimulai jam 3 lewat, hari sudah semakin sore sementara acara masih belum masuk ke inti. Dengan menyabar-nyabarkan hati, saya  tetap mengikuti. Tapi seertinya raga aja yang masih utuh ditempat, sementara pikiran udah mulai ngelindur kemana-mana.

Ngelirik si Ayi, suram bener tampangnya. Akhirnya, saya nengok ke belakang. Masya Allah.. itu lautan orang semua. Sampai luber ke gang diantara jejeran kursi. Sampai ke atas juga.. bahkan sampai duduk di jendela. Dahsyat bener, dah.

"(gulp) Ayi, liat kebelakang deh.."
"Bujug daah.. rame banget. Gimana kita bisa keluar nih?"
Saya mengedikkan bahu. Kelihatannya memang tak ada spasi untuk lewat.

Karena benar-benar bosan tingkat dewa, saya memutuskan online via hape. Dan, barulah saya lihat jam.
Doeng. Jam lima lewat !
"Ayi, ente lagi sholat nggak?"
"Kaga mpit. Emang ente sholat?"
"Sholat! liat dah jam berapa sekarang.."

Tulilit, si Sisi sms.
-kalian mau pada sholat ashar nggak?-

Yaampun.. kenapa juga ditanya. Sholat kan bukan kemauan, tapi kewajiban!
Segera saya balas sms Sisi dengan nada mendesak.
-Iyalah! udah jam berapa ini? Sholat dimana nih?"-

"Aduh gimana dong Yi.."
"Sabar-sabar mpit.."

Nggak lama, Sisi balas.
-Keluar aja..-

Ngek. Saya nengok lagi ke belakang, ke kerumunan manusia ini. Lewat mana keluarnya coba?
"Ayi, gimana nihh.."
"Udah mpit, ayo kita keluar.."
"lewat mana coba keluarnya? masa kita nginjek-nginjek orang?"
Ayi tampak bingung juga. Setelah kami mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan, didesak waktu juga, akhirnya kami memutuskan nekat menerobos orang-orang itu!

Ugh, mana duduk paling depan. Jadi pusat perhatian ratusan orang-orang pas kita berdiri dan bermisi-misi. Dan ternyata benar, lumayan sulit keluar dari situ. Setelah berhasil keluar, barulah kami bernapas setengah lega dan mulai misuh-misuh.

Akhirnya, dianta Ayi yang mengendarai motor, saya sholat di masjid UI dengan perasaan campur aduk. Untung masih sempat.. Astaghfirullah..

Saya nggak habis pikir.. bagaimana ratusan orang tersebut bisa sholat ashar? Nggak terlihat mobilisasi sedikitpun.. dan para leader juga pembicara presentasi MLM tersebut juga selalu di depan saya..
Terlebih lagi, saya yakin mayoritas yang hadir disana penganut islam. Apakah demi sebuah presentasi tentang berjuta juta uang mengalir ke rekening anda, atau mobil keren yang bakal jadi milik anda, dapat mengesampingkan hak dan kewajiban mutlak kita? Sebagai Muslim?
Saya jadi berpikir, apakah harta sudah sedemikian menyilaukan mata para leader sehingga melupakan ibadah sholat. Astaghfirullah.. tuh kan! saya jadi subjektif!

Tapi, jujur, hal inilah yang membuat saya kecewa dan sakit hati. Demi dunia, gitu loh. Kenapa nggak sekedar diberitahukan, misalnya, dalam jeda presentasi tersebut, bahwa waktu ashar sudah tiba, dan mau habis? Berbusa-busa mereka memerkenalkan bisnis mereka, kisah sukses orang-orang yang jadi kaya raya setelah ikut bisnis tersebut, mungkin melupakan bahwa hakikat hidup kita manusia adalah beribadah kepada-Nya. Mungkin ini masalah prioritas. Maka, saya merasa beruntung hari itu pulang lebih awal.

Kenapa saya nggak menyadari juga kalau waktu sholat sudah mau lewat? Begitu hingar bingarnya acara tersebut, begitu ramainya acara, membuat saya mengalami disoriantasi waktu. Memang, hal ini juga salah saya, karena kebodohan kan keterbatasan saya, seorang fitri yang pelupa dan ceroboh.

Hingga kini, kurang lebih 3 orang berbeda yang mengajak saya ikutan bisnis yang sama. Mungkin jika saya tipe orang materialistik, saya udah ikutan dari kapan tau. Tapi, orientasi saya dalam berbisnis bukan materinya. Urgensinya, manfaatnya.. sst, bukan disini tempanya. hehe, nanti ya, cari lapak yang lain ^^

weel, itu ceritaku. apa ceritamu?
#no offense ya.. bukan mau ngejelekin..

postheadericon Bisnis sih bisnis.. Tapi..

Sebaaaal >.<
Jangan sampai saya bergabung dengan GAM nih. Ups, bukan Gerakan Aceh Merdeka yang suka bawa-bawa senjata itu, tapi GAM alias Gerakan Anti MLM.
 Jangan deh, soalnya ibu saya adalah salah satu penggiat MLM, tapi MLM syari'ah, dengan konsep yang sama sekali berbeda daripada MLM konvensional. MLM ini.. ah, sudahlah, nanti aja kita ngomongin MLMs-nya.

Kemarin seoran kawan, sebut saja Sisi, mengajak saya menghadiri suatu acara di sebuah resto besar, di Margonda. Karena waktu itu memang sedang ada waktu luang, saya ngikut deh. Padahal sih nggak dikasih tahu dari awal, itu acara apa. Tapi karena didorong faktor-faktor seperti bosen dirumah, dan yang ngajak adalah kawan gaek (dari es empe sampe kuliah), ya sudah, berangkatlah.


Ternyata ada seorang lagi yang mendapat ajakan serupa dari Sisi. Teman satu jurusan saya, kita sebut dia Ayi. Kami memadu janji untuk bertemu (asiiik) di sebuah tempat sekitar pukul setengah dua GMT +7.00. Setelah semua kumpul,  Sisi memandu kami menuju resto tempat diadakannya acara.

Saya dan Ayi masih bertanya-tanya, sebenarnya ada acara apa. Kenapa rasanya rahasia banget. Jangan jangan oh jangan begadang nih. Apasih. Dan semakin lama resto itu makin ramai, mungkin sekitar 200 orang lebih memadati resto tersebut. Kami belum memasuki tempat acara, masih berleleran nunggu diluar. Tiba-tiba ada seorang cowok yang menyapa saya. Kejadiannya mungkin kayak di sinetron. Nggak deeeng..

"Hai, Pit."
"Eh.. lho, kok lu bisa disini?" Saya kaget. Kirain oh kirain, siapa yang nyapa. Ternyata seorang teman sma dan kuliah, anak jurusan tetangga. Mari kita sebut dia Ryan.
"Hehehe.. gak nyangka Pitri mau dateng.. siapa yang ngajak?"
"Si Sisi. Emang ini acara apaan sih? Gue juga nggak dikasih tau.."

Lalu kami terlibat orolan basa basi, daripada bengong nggak jelas kayak si Ayi. Ayi ini memang orang yang gampang bosan. Hehe, piss ya, Yi. Ryan akhirnya ngobrol sama Sisi dengan seru. Karena ngomongnya didepan saaya, mau nggak mau ya kedengeran.

"was..wess.woss.. downline lu berapa?"
"woss.. anak elektro belum ada yang di prospek.."
Was.. wes.. upline..woss"
"bonus gue..wos woss.."

TING! (lampu nyala)
Oalah. setelah mencerna penggalan-penggalan barang bukti serta mengolah TKP, paham dah saya. Ternyata ini acara presentasi bisnis MLM gitu deh. Pas saya bisikin si Ayi, dia malah melengos.

"Males geeela gue.."
"He eh," sahut saya.
"mana laper.."
"He eh,"
Dan kami sama-sama bertampang bete. Tapi segera ganti tampang (??), karena nggak boleh bertampang masam sama sodari sendiri, paham ente?

Setelah satu jam setengah(!!!), akhirnya pintu dibuka dan kami boleh masuk. Sisi menuntut agar saya dan Ayi duduk didepan. Gulp. Gak masalah sih, saya suka suka aja duduk didepan. Tapi, kan keluarnya jadi susah.

Dan.. di dalam pun, masih nunggu lagi. Ternyata pesertanya bauanyak, jadi kita nungguin panitia ngatur peserta dan ngakalin gimana caranya peserta kebagian duduk semua. kira-kira dua puluh menit terbuang kemudian. Tampang Ayi makin asem aja diliat. Boleh nih ngerujak. haha.

Singkatnya, acara dibuka oleh duo Mc yang (katanya) heboh dan dahsyat. Screen di depan mulai menampilkan, "SELAMAT DATANG DI PRESENTASI BISNIS PT (tiiiit) INDONESIA."
Setelah heboh heboh tepuk tangan dan neriakin jargon, mulailah presentasi itu.

Ini bukan pertama kali saya diprospek untuk ikutan MLM. Jadi kurang lebih taulah.  Memang, MLM kali ini berbeda sama MLM-MLM yang lainnya. Kalau MLM lainnya menekankan pada penjualan dan tutup point, MLM yang ini lebih fokus ada pengembangan jaringan. Sistemnya juga bukan bonus per bulan, melainkan per hari.

Karena tadi kami datang jam 2 kurang dan acara baru dimulai jam 3 lewat, hari sudah semakin sore sementara acara masih belum masuk ke inti. Dengan menyabar-nyabarkan hati, saya  tetap mengikuti. Tapi seertinya raga aja yang masih utuh ditempat, sementara pikiran udah mulai ngelindur kemana-mana.

Ngelirik si Ayi, suram bener tampangnya. Akhirnya, saya nengok ke belakang. Masya Allah.. itu lautan orang semua. Sampai luber ke gang diantara jejeran kursi. Sampai ke atas juga.. bahkan sampai duduk di jendela. Dahsyat bener, dah.

"(gulp) Ayi, liat kebelakang deh.."
"Bujug daah.. rame banget. Gimana kita bisa keluar nih?"
Saya mengedikkan bahu. Kelihatannya memang tak ada spasi untuk lewat.

Karena benar-benar bosan tingkat dewa, saya memutuskan online via hape. Dan, barulah saya lihat jam.
Doeng. Jam lima lewat !
"Ayi, ente lagi sholat nggak?"
"Kaga mpit. Emang ente sholat?"
"Sholat! liat dah jam berapa sekarang.."

Tulilit, si Sisi sms.
-kalian mau pada sholat ashar nggak?-

Yaampun.. kenapa juga ditanya. Sholat kan bukan kemauan, tapi kewajiban!
Segera saya balas sms Sisi dengan nada mendesak.
-Iyalah! udah jam berapa ini? Sholat dimana nih?"-

"Aduh gimana dong Yi.."
"Sabar-sabar mpit.."

Nggak lama, Sisi balas.
-Keluar aja..-

Ngek. Saya nengok lagi ke belakang, ke kerumunan manusia ini. Lewat mana keluarnya coba?
"Ayi, gimana nihh.."
"Udah mpit, ayo kita keluar.."
"lewat mana coba keluarnya? masa kita nginjek-nginjek orang?"
Ayi tampak bingung juga. Setelah kami mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan, didesak waktu juga, akhirnya kami memutuskan nekat menerobos orang-orang itu!

Ugh, mana duduk paling depan. Jadi pusat perhatian ratusan orang-orang pas kita berdiri dan bermisi-misi. Dan ternyata benar, lumayan sulit keluar dari situ. Setelah berhasil keluar, barulah kami bernapas setengah lega dan mulai misuh-misuh.

Akhirnya, dianta Ayi yang mengendarai motor, saya sholat di masjid UI dengan perasaan campur aduk. Untung masih sempat.. Astaghfirullah..

Saya nggak habis pikir.. bagaimana ratusan orang tersebut bisa sholat ashar? Nggak terlihat mobilisasi sedikitpun.. dan para leader juga pembicara presentasi MLM tersebut juga selalu di depan saya..
Terlebih lagi, saya yakin mayoritas yang hadir disana penganut islam. Apakah demi sebuah presentasi tentang berjuta juta uang mengalir ke rekening anda, atau mobil keren yang bakal jadi milik anda, dapat mengesampingkan hak dan kewajiban mutlak kita? Sebagai Muslim?
Saya jadi berpikir, apakah harta sudah sedemikian menyilaukan mata para leader sehingga melupakan ibadah sholat. Astaghfirullah.. tuh kan! saya jadi subjektif!

Tapi, jujur, hal inilah yang membuat saya kecewa dan sakit hati. Demi dunia, gitu loh. Kenapa nggak sekedar diberitahukan, misalnya, dalam jeda presentasi tersebut, bahwa waktu ashar sudah tiba, dan mau habis? Berbusa-busa mereka memerkenalkan bisnis mereka, kisah sukses orang-orang yang jadi kaya raya setelah ikut bisnis tersebut, mungkin melupakan bahwa hakikat hidup kita manusia adalah beribadah kepada-Nya. Mungkin ini masalah prioritas. Maka, saya merasa beruntung hari itu pulang lebih awal.

Kenapa saya nggak menyadari juga kalau waktu sholat sudah mau lewat? Begitu hingar bingarnya acara tersebut, begitu ramainya acara, membuat saya mengalami disoriantasi waktu. Memang, hal ini juga salah saya, karena kebodohan kan keterbatasan saya, seorang fitri yang pelupa dan ceroboh.

Hingga kini, kurang lebih 3 orang berbeda yang mengajak saya ikutan bisnis yang sama. Mungkin jika saya tipe orang materialistik, saya udah ikutan dari kapan tau. Tapi, orientasi saya dalam berbisnis bukan materinya. Urgensinya, manfaatnya.. sst, bukan disini tempanya. hehe, nanti ya, cari lapak yang lain ^^

weel, itu ceritaku. apa ceritamu? CMIIW
Saturday, July 2, 2011

postheadericon Jalanan ^^

Bismillahirrahmanirrahim.

Kadang-kadang kalo lagi di jalanan pas bawa motor (baca; mengendarai-- mana kuat BAWA motor?? :P), sering banget ngelamun.  Seringnya sih ngelamun pas lagi jalan pelan, sekitar 30-40 lah. Tapi pernah, pas di Jalan Juanda yang lenggang dan lempeng, ngelamun di kecepatan 60-80/jam. Rasanya kayak melayang. Tau-tau, ada kijang merah mendadak nge-sein kiri trus main belok aja ke kiri (pom bensin). Selama kira kira dua puluh detik itu, untung masih sempet ngerem, dan kijang itu juga nggak mau ngalah. Untung masih sempat.

Yang paling menyebalkan menurutku kalo cewek yang bawa motor. Mereka lebih ngebut dari cowok, lebih nekat, dan suka ngeselin. Well, aku juga perempuan, dan itu lebih melipatgandakan kesan buruk bahwa kalo cewek suka ngeselin di jalanan.

Nggak semua cewek, tentu, tapi ada beberapa cewek yang begitu. Pernah, waktu itu jalanan nggak gitu rame, dan arah lawan kosong. Karena waktu itu rada buru-buru, kusalip aja dua motor didepan. Wong jalanan depan juga kosong, dan nyalipnya juga gak cepet-cepet amat. Eh tiba-tiba, salah satu motor yang kusalip (yang bawa cewek, naik matic) langsung nyalip balik. Awalnya gak gitu peduli, lagian jalanan juga lagi kosong.. sampe pas ada jalanan yang rusak, dan cuma jalur kanan (jalur lawan) yang masih rata, aku salip dia balik, setelah liat jalanan depan cuma ada motor dan masih jauh. Eh, matic itu langsung nyalip balik dengan kecepatan tinggi, padahal dia di jalan yang rusak, trus kayak mau nyalip aku balik. Kasih daaah tuh, dia. Dan setiap aku nambah kecepatan atau ambil ancang-ancang mau nyalip dia, dia langsung ngalingin dan makkin ngebut. Lah, mba, siapa juga yang mau balapan? Akhirnya kupelanin dan biarin dia duluan, biar puas.. juga nggak bikin panas, hehe.

Satu lagi, cewek-cewek yang ngeselin, bawa motor (biasanya sore atau siang), nggak pake helm, pake celana hot pants, trus boncengan bertiga. Udah gitu, ketawaa terus sepanjang jalan! Heran dah, apa yang lucu, siapa yang ngelawak, coba?  Jalannya juga ngebut, lagi. Kalo keluar gang atau mau belok ke gang suka nggak nghasih sein, dadakan.

Jalanan itu seru, nantangin, unpredictable.
Jalanan seperti sebuah simulasi hidup, berkelok-kelok dan banyak ujian. Penuh aturan, saling berlomba, bahkan bermain kotor. Harus tau kapan nge-gas dan ngerem, nyalip dan belok harus ada aturannya. Kadang, ban bocor atau kempes sehingga kita harus beristirahat memulihkan kondisi. Sparepart kendaraan juga harus dirawat, bahkan diganti. Ada rambu yang mesti dipatuhin, kalo nggak bakal chaos seperti di perempatan pasar lama-sawangan-pitara.

Ada juga yang celaka, ditabrak, menabrak, mental, terlindas, dan macamnya. Ada yang karena salahnya sendiri, maupun kesalahan pengguna jalan lainnya (perbuatanmu, dosamu, mungkin merugikan orang lain juga!).
Saturday, June 25, 2011

postheadericon Nulis pakai tangan, apa pakai otak?

Seandainya otakku punya selang panjang yang di ujungnya ada mata pena, mungkin tak henti-hentinya tulisanku lahir. Setiap sebentuk ide terkonsep, setiap pikiran yang terajut, mungkin akan langsung mengalir di selang tersebut menuju pena, dan tak lama, lahirlah sebuah tulisan.

Untungnya hal itu nggak terjadi.. bayangkan jika aku menulis hanya dengan menggunakan otak. Buahnya adalah segala rasionalisme dan intelektual yang nggak dinaungi norma. Memang ramai dan mudah untuk dicerna akal, mudah meresap dan kelihatannya mungkin keren seperti orang pintar. Tapi.. gersang. Panas, tidak menyejukkan.


Menulis dengan hati.. ini beda lagi. Terasa lebih ramah, lebih manusiawi. Karena ilmuwan diluar sana pun sungguh pintar dalam membuat otak. Sungguh gampang dibuat, hanya terdiri dari sirkuit rumit yang disolder, lalu diprogram sedemikian rupa. Namuan belum pernah aku mendengar ada seseorang yang bisa membuat hati. Karena, ya, hati begitu kaya.. begitu dinamis, begitu spesial. Mungkin seribu kali lebih rumit, namun bisa juga sebenarnya sederhana.

Apakah nggak bodoh, menulis pakai hati, tanpa menggunakan otak? Mungkin kesannya menulis dengan hati hanya meneropong dari jendela subjektif, mengabaikan sisi-sisi intelektual dan nilai-nilai rasional. Benarkah?

(Hehe, jadi serius.. ^^)

Kata Ibnul Qayyim (Allahuyarham):
"Hati adalah raja. Dan seluruh tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya."
Jika kita menulis dengan otak, maka masih belum menyertakan hati.  Kita baru menggandeng si prajurit..
Jika kita menulis dengan hati (dengan catatan, hati yang baik dan sehat :)), insya Allah kita juga menyertakan otak.

Karena itulah tulisan tulisan para ulama yang wajahnya seteduh syurga begitu nyaman dibaca. Begitu lezat, bergizi, mengenyangkan. Memunahkan dahaga jiwa dan otak seketika. Alirannya halus dan pasti, seperti air yang menelusup ke setiap celah..

Yuk menyehatkan hati, supaya bisa menulis dengan hati :)

Tuesday, June 21, 2011

postheadericon Happy Three Friend #1

Jejen: Sony Ericsson K770i. cantik, bodi tipis, chocholate skinned, friendly, koperatip, keren, atletis dan tahan banting

Jengjeng: PC intel core duo-motherboard ASUS-nVidia G Force-LCD BenQ. cantik dan elegan, black skinned, gampang panas, suka nyanyi, suka maen film, moody.

Jero: Yamaha Vega ZR. ganteng-macho. Jarang mandi, doyan pertamax, paling senang dan baik hati kalo diajak jalan, lincah.

Bos: orang yang sangat menyayangi dan merawat Jejen dkk. Baik hati.

(Suatu malam yg gerah dan mendung.)
Bos: apdet status aah..

Jejen: bos, emang punya pulsa?


Bos: pan tadi udah diisi goceng..

Jejen: yaelah bos, sayang sayang.. Ntar besok udah abis lagi. Mending buat sms penyemangat atau tausiyah gitu bos..

Bos: ye, kan ngenet gratis skrg, Jen.. Udah diem dulu, gw mo apdet neh,, cepetan buka opera mini,

Jejen: bos, liat tuh, batre gw mau abis..udah merah tuh, makanya gak usah ngapdet status..

Bos: yaampun jejeeen..! Kayanya baru semalem dicas, kok lw udah tepar aje sih? Grr..

Jejen: ya namanya jg uda uzur bos, umur,umur! 

Bos: ngeles aja,, ntar gw ganti nih. eh tapi iya juga, liat aja bodi lw, udah beset2 bgitu..

Jejen: ye ini sih gara2 bos, naro gw suka sembarangan, sering dijatohin pula! Huhu

Jengjeng: sabar, sabar ya jen.. Maklum si Bos kan masi bocah..

Bos: heh, enak aja..
Iya juga, si Jejen kesian amat ya..
Jengjeng, nyala gih.. Mo ngerjain orang. Eh, ngerjain tugas nih gw.. 
*mencet tombol biru

Jengjeng: siip! Tugas apaan lagi bos? Kaga kelar2 dah..

Bos: tugas hukum Penerbitan, Jeng. Besok gw presentasi neh.

Jejen: nah gitu dong bos.. Ngerjain tugas itu keren banget..daripada OL atau smsan sama cowok.. Jejen malu tau, kalo umi bos baca2 inbox..

Bos: haa..hahciim! alhamdulillah.
Eh, siapa juga yg smsan sama cowok? Biar jelek, gw gak punya pacar lho!

Jengjeng: bos.. Listrik gak kuat.. Gw mati dulu ye.. Ntar idupin lagi...*jegleg

Bos: aduuh! kebiasaan bgt..*mencet tombol biru lagi.

Jejen: ye, bos kan sering tuh, smsan sama cowok, emang gw gak tau bos,, tuh yg namanya si kamal, 
Izzat.. Trus siapa lg ya? Oiya, Anto juga tuh! Hayo ngaku? Wah bos pacarnya banyak neh, ckck..

Bos: ......
Jejen! Sok tauu.. Hey, mereka bukan pacar gw, bahkan mereka bukan cowok! Kecuali Anto, iya emang cowok, tapi beliau itu dosen DeGe gw.. Gw smsan juga gara2 nilai gw uda miris..
Dan kamal, itu maksudnya kak Amal, gw sambung aja nulisnya biar asik. Izzat juga wanita, tauk, namanya aja Izzaturrahmah. Beh..

Jejen: oh oh. Gitu. Hehe maap bos.. Berarti gw udah husnuzhan ya..

Bos: suudzan kali,

Jengjeng: i am ready bos! Tarik dah

Bos: emang gw mo ngojek? Yaudah buka folder gw..

Jengjeng: ...
Kaga ada bos, noh, hardisk bos dicolokin dulu..

Bos: oiye. Yaudah, setel lagu dong! *nyolokin hardisk external

Jengjeng:lagu apaan nih bos? Playlist yg biasa?

Bos: yoi. Jangan kenceng2, uda malem..

(Ketik ketik..)

Jengjeng: bos, F5 dulu lah..

Bos: manja. Dikit2 minta refresh..

Jengjeng: yeh, ntar kalo gw nge hang, tugas lw kan bos yg wasalam..

Bos: dasar.. Nih (mencet F5). Kasian juga.. Kapan ya leptop turun..

Jengjeng: igh! Jadi gitu nih si Bos..

Bos: apa bae si Jengjeng? Cemburu ye?

Jengjeng: jadi, udah mau punya yg baru nih.. Gw ntar dilupain, dipojok, berdebu, jadi rumah kecoak..

Bos: olala, lebay banget lw.. Hahaha.. Iya dong punya yg baru.. Ntar pasti lw kangen sama gw..

Jengjeng: tega. Tegaa! Habis manis sepah dibuang!

Bos: hihi,ya enggaklah say.. Biar uda ada leptop, lw tetep gw berdayakan..

Jengjeng: grumbled.

Jejen: bos, bos..

Bos: nape lw? Cemburu juga?

Jejen: bos....
(Closing melody)

Bos: Jejen! Oh tidak, jangan mati! (Nyolokin kabel charge)

Jejen: (opening melody) huah.. Naapas, napas.. (Ting!) Eh bos, ada sms nih!

Bos: mana? Hmm..
**
From: Umi im3 
2-May-2011 22:07

Pit, jgn lupa cuci motor
**

Bos: yaampun, jam berapa nih? Lupa belum mandiin si Jero!
Jeng, stand by dulu sana!

Jengjeng: ctrl-s dulu bos,,

Bos: sip.
(Ngambil ember, busa dan sabun colek)

Jero: hiks bos, masa gw gak mandi2.. Ditaro diluar lagi, ntar kalo gw diculik gimana?

Bos: cengeng amat lw.. Hehe iye, maap ye Jero, td gw asik banget ngetik.. Sini gw siram..

Jero: ih aku sih udah biasa.

Bos: lah, lw ngapa jadi lenjeh begitu Jer? Tampang macho, eh ternyata..

Jero: gw kan dipakenya sama para wanita bos, boro2 dibawa ngebut atau nyalip zig zag, lebih dari 40 km/hr jg kaga pernah.. Gimana jaga imej jd macho? jadi psikologis gw sekarang rada gitu deh.. 

Bos: iye itu kalo umi yg bawa.. Kalo gw enggak kan?

Jero: hmm, kalo bos yg bawa tuh bukannya jadi macho, malah jadi ngaco.. Bos bawanya serampangan sih.. Ngebut, suka ngerem dadakan, nyalip2 bikin gw deg2an..

Bos: yaelah.. Seru kali, Jer.. Ah lw sih kebanyakan dibawa pelan, jadi manja..

Jero: ye.. Tapi pan bahaya bos! Mau celaka? Sayang umur, sayang badan bos. Belom nikah lagi, kan??
Bos: hus! Nah, udah kelar neh.. Cakep dah! Masuk sana, bobo ya!
Jero: asik.. Besok gw bs tepe neh..
Bos: (jitak) sana bobo.. Love yu.
Jero: tengkyu bos. Lov yu tu.

Bos: udah malem.. Jeng, bsk aja kita lanjut ye?
Ngantuk..

Jengjeng: gak main the sims dulu nih?

Bos: hm.. Aduh, gmn ya? Yaudah, setengah jam aja dah..

Jejen: ye, mending selesein tugas dlu bos! Nanggung tuh,

Bos: betar, refrResh dulu..

Jengjeng: bos! Listrik tur... *jegleg (keburu mati)

Bos: Jengjeng! Ah sudahlah. Untung uda di save.. Gw bobo aja aah.

Jejen: hahaha.. Ehm. Yaudah bos, sana bobo. Yg nyenyak ya.. Ntar gw bangunin jam 3.. Jangan cuma dimatiin trus tidur lagi..

Bos: iye.. Udah ya. Lw jg bobo, love yu.

Jejen: love yu..